Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Desa Krangean Dusun 2
Krangean, 24 Oktober 2025 — Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) kembali dilaksanakan di Desa Krangean, Dusun 2 sebagai upaya rutin dalam mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Program ini dilakukan oleh kader kesehatan bersama masyarakat setempat dengan fokus pada pemeriksaan rumah warga dan kontainer penampung air yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti.
Dalam kegiatan tersebut, sebanyak 88 rumah telah diperiksa dengan total 340 kontainer atau tempat penampungan air. Dari hasil pemeriksaan, ditemukan 2 rumah positif jentik dan 2 kontainer positif jentik nyamuk. Berdasarkan hasil tersebut, didapatkan Angka Bebas Jentik (ABJ) sebesar 97,7%, House Index (HI) sebesar 2,2%, dan Container Index (CI) sebesar 0,5%.
Petugas menyampaikan bahwa nilai ABJ sebesar 97,7% menunjukkan kondisi lingkungan Dusun 2 masih tergolong baik, namun tetap memerlukan kewaspadaan agar angka tersebut tidak menurun. Sementara itu, rumah dan kontainer yang positif jentik langsung dilakukan tindakan pengurasan, pembersihan, dan edukasi kepada pemilik rumah tentang pentingnya 3M Plus (Menguras, Menutup, dan Mengubur).
Kepala Dusun 2 menyampaikan apresiasi kepada warga yang aktif dalam kegiatan ini. “Kami sangat berterima kasih atas partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Meskipun kasus jentik rendah, kita tidak boleh lengah agar tidak terjadi peningkatan kasus DBD,” ujarnya.
Kegiatan PSN ini juga menjadi bagian dari program pencegahan dini DBD yang dicanangkan oleh pemerintah desa bersama puskesmas wilayah kerja setempat. Melalui kegiatan rutin seperti ini, diharapkan kesadaran masyarakat semakin meningkat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari potensi penyebaran penyakit berbasis vektor.
Dengan hasil ABJ yang mencapai 97,7%, Desa Krangean Dusun 2 dinilai telah menunjukkan komitmen tinggi dalam mendukung gerakan pemberantasan sarang nyamuk. Pemerintah desa berencana melanjutkan kegiatan serupa secara berkala agar angka bebas jentik dapat dipertahankan di atas 95% sesuai standar kesehatan masyarakat.